Tinggalkan komentar

Mengenal Kuasa Allah SWT.

Normal
0

false
false
false

MicrosoftInternetExplorer4

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

Dalam QS Ali Imran : 26, 27, Allah SWT berfirman :

 

 قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 

 تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya :

26. Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”

Pengertian yang tersirat dari suratan firman Allah SWT di atas, mengandung makna yang sangat dalam bagi manusia untuk menyadari betapa lemahnya kekuasaan makhluk Allah yang bernama manusia yang hidup di dunia ini, walaupun manusia ada yang menjabat menjadi raja apalagi kawula.

Di mata Allah SWT kekuasaan manusia itu sangat lemah, sekalipun bagi seseorang yang memiliki jabatan penguasa apalagi yang dikuasai, disebabkan adanya 7 kuasa Allah yang terdiri dari :

1.       Allah SWT adalah pemilik tunggal Kerajaan, yang kekuasaannya meliputi alam semesta (langit dan bumi) ini, termasuk diantaranya adalah alam ruh, alam dunia, alam kubur (barzah0 dan alam akhirat..

2.       Kerajaan Allah akan diberikan kepada orang yang dikehendaki, dan akan dicabutnya kembali dari orang yang Allah kehendaki.

3.       Allah SWT akan memberikan kemuliaan kepada orang yang dikehendaki dan akan menjadikan seseorang menjadi hina terhadap siapa saja yang dikehendaki.

4.       Seluruh sumber kebajikan terletak di tangan Allah..Artinya apa saja yang diinginkan, yang diharapkan dan yang diidam-idamkan oleh setiap manusia hakekatnya ada dan berada di tangan Allah

5.       Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Artinya : bagi Allah tidak ada yang hal mustahil, termasuk hal-hal  yang tidak masuk akal.

6.       Silih bergantinya antara malam dan siang, atau siang dan malam -dalam arti yang luas- adalah irodah Allah SWT yang diperuntukkan kepada manusia.

7.       Allah SWT-lah yang memiliki kuasa –bukan hanya- menyembuhkan dari sakit dan dan memberikan sakit dari yang tadinya sehat, tetapi mampu untuk menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup.

Dari kenyataan ini, hakekatnya bagi orang yang beriman kepada Allah tidak pada tempatnya memiliki sifat sombong, sifat takabur dan merasa dirinya paling kaya, paling kuasa, paling baik, paling hebat dan paling super dan merasa lebih tinggi dibanding dengan sesama.apalagi merendahkan orang lain hanya dikarenakan pangkat, kedudukan, kekayaan dan kekuasaan..

Apa yang masih kita banggakan ?


Tinggalkan komentar

Ingin hidup selamat, bahagia dunia akherat ?

Diperlukan bekal 5 M atau ~ Nga 5 ~ yaitu :
1. MUHASABAH = Mawas diri terhadap apa, siapa, di mana, kapan dan bagaimana ?
~ Ngrumangsani jejering kawula ~
Firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim (14) ayat 7 :
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ…..
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Catatan : Bersyukur berarti menggunakan ni`mat yang telah diberikan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. MU`AKADAH = Taat aturan, menepati janji dan amanah.
~ Ngugemi marang wewaler kang bener ~
3. MUJAHADAH = Konsisten melaksanakan aturan dengan sungguh-sungguh
~ Ngrungkepi laku utama salaminya ~
4. MUROQOBAH = Mendekatkan diri kepada Allah yang memiliki 99 nama.
~ Ngawula lan nyawiji mring kagungan Allah asma 99 ~
5. MUAQOBAH = Memberi sangsi dalam mendidik diri sendiri.
~ Ngenggoni pribadi jejeg ing adil ~

Berbobot sehingga memiliki kelebihan, bernilai sehingga dapat memberikan manfaat
Kepada alam dan sesama, bermakna sehingga hidup tidak sia-sia untuk meraih
Kebahagiaan dan kesejahteraan


Tinggalkan komentar

AL-QUR`AN BERISI BERITA GEMBIRA DAN PERINGATAN DARI ALLAH SWT.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra` : 105 – 109 sbb :
(105) وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
(106) وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلا
(107) قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ سُجَّدًا
(108) وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا
(109) وَيَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Artinya :
105. Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
106. Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
107. Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
108. dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”
109. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.

Ringkasan isi :
1. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya dan dipercaya untuk menjadi aulia Allah (tangan panjang Allah di muka bumi).
2. Allah menciptakan beragam makhluk yang melata di muka bumi, tetapi hanya manusia yang diberikan petunjuk hidup (Al-Qur`an – QS. Al Baqarah : 2) karena bukan tidak mungkin kalau dibiarkan hidup tanpa petunjuk, akan lebihy liar dari makhluk lainnya.
3. Kebenran Al-Qur`an sebagai petunjuk hidup telah dibuktikan secara nyata dan sempurna oleh Rasulullah SAW sebagai Nabi terakhir di jagad raya ini.
4. Manusia diminta untuk : beriman atau tidak sama sekali, dan bagi Allah sama saja.
5. Orang yang memiliki pengetahuan dengan sempurna hanya ada ungkapan kata Subhanallah – Maha Suci Allah dan tersungkur haru menangis dalam sujud di hadapan-Nya.
6. Mengapa tersungkur haru menangis dalam sujud di hadapan-Nya ?
~ Bukankah manusia diciptakan dari suatu yang hina ?
~ Bukankah manusia dijadikan makhluk yang paling sempurna dan tinggi derajatnya ?
~ Bukankah suatu kehormatan bagi manusia yang telah dipercaya oleh Allah untuk diserahi bumi seisinya
di alam semesta ini untuk membangun kehidupan yang sejahtera lahir bathin, aman, tenteram, baik dan
berbudi pekerti yang luhur ?
~ Bukankah Allah akan memberikan balasan kepada hambanya yang beriman untuk hidup di sisi-Nya dan
bertempat tinggal di Surga untuk selamanya ?
7. Orang yang beriman selalu percaya bahwa janji Tuhan selalu dipenuhi dan menangis haru karena tambah khusyu` dalam penghambaannya (shalat).


Tinggalkan komentar

5 HAL HAL PENTING BAGI ORANG BERIMAN !!

Yaitu :
1. Iman – Taqwa – Muslim
2. Berpegang teguh pada tali (ikatan) agama Allah
3. Bersatu dalam satu kesatuan (jama`ah)
4. Amar ma`ruf dan nahi mungkar
5. Tidak bercerai-berai dan tidak saling memperselisihkan Agama.

Firman Allah SWT dlam QS Ali Imran (3) : 102 – 105 sbb :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya :

102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

105. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,


Tinggalkan komentar

Kisah Tragis Hidupnya Qorun

QS. AL QOSHOOS : 76 – 82 :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
76. Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.”

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ
اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ

78. Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
وَقَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللَّهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلا يُلَقَّاهَا إِلا الصَّابِرُونَ

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar.”
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الأرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
وَأَصْبَحَ الَّذِينَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِالأمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلا أَنْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah).”


Tinggalkan komentar

RIWAYAT UMAR BIN KHATHAB MASUK ISLAM

طه * مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى * إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى *
تَنْزِيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا * الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَ
Artinya : (1). Thaahaa (2). Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
(3). tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), (4). yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (5). (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy

RIWAYAT UMAR BIN KHATHAB MASUK ISLAM
Dipetik dan diterjemahkan dari Buku Menyusuri Jejak Manusia Pilihan “UMAR BIN KHATHAB” (ABQARIYAH UMAR)
Penerjemah Dr. Abbas Mahmud Aqqad

Ing riwayat soko Ibnu Ishak ono ing Sejarah Rasulullah, ngandarake :
Ing sawijineng dino Umar teko kanthi pedang neng tangane. Niate arep nggoleki Rasulullah lan poro sahabate sing lagi kumpul ing sawijineng omah ing Safa. Ono kurang luwih 40 sahabat, kakung lan putrid, ing antarane ono Hambyah pamane Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shidiq, lan Ali bin Abi Thalib.
Naliko ono ing ndalan Umar kepapakan Nuaim bin Abdullah.
“Arep menyang ngendi, ya Umar ?” takone Nuaim
“Aku arep ketemu Muhammad sing wis mecah belah persatuan, sing wis nggawe Suku Qurais ora tenterem, lan nyalahne ajarane leluhur, lan arep tak pateni !” jawabe Umar kanti emosi.
“Demi Allah, aja sombong hai Umar. Apa yen wis kowe iso meteni Rosulullah, Bani Abdi Manaf ora genti mateni
sliramu wahai Umar ? Apa ora luwih becik sliramu ngurusi keluargamu disik ?” ujare Nuaim.
“Keluargaku ? tenane ono opo keluargaku ?” takone Umar
“Adikmu Fatimah lan bojone wis mlebu Islam ! Luwih becik sliramu mateni adimu dewe disik wae !” ature Nuaim.
Krungu kabar kuwi Umar langsung bablas menyang omahe Fatimah adine wadhon kang lagi moco Qur`an, lan wektu iku ono Said (suami Fatimah) lan Khabbab koncone.
“Suara apa sing tak rungu mau ?” takone Umar neng Fatimah adine.
“Mboten wonten suanten nopo-nopo”, Fatimah mangsuli kanggo njogo keslametan.
“Aja pada selak, Aku wis dikandani yen kowe wis podo mlebu Islam !”, bebarengan tangane Umar ngamplengi Said. Ngerti yen Bojone dipolo kakange, Fatimah niat misah, ananging songko Umar ngamuk, raine Fatimah uga keno jotos nganti dleweran getih.
Kanthi suara lantang Fatimah njawab : “Bener, yen aku sak keluarga saiki wis mlebu Islam. Aku pancen wis percaya lan iman marang Allah lan Rasule. Yen kakang Umar arep mateni aku, aku lilo patenono ananging aku ora arep dadi wong kafir maneh”.
Sakwise ngewasi raine Fatimah godres getih, kemocor ora pampet-pampet, Umar lagi sadar.lan sajak gelo amargo sing ora iso ngampet emosi, Umar ngomong : “Kene… lembaran sing pada diwoco mau serahno aku. Aku tak ya maca apa sing diajarne Muhammad”, Umar ngrayu njaluk wacan Qur`an sing ditulis neng papah kurma.
“Tho..ha..” lan ayat sak teruse ono ing Surat Thoha diwoco Umar, kanti tangan lan ati gemeter.
Lerem sawetoro wektu, ayat-ayat Qur`an sing diwoco Umar numusi atine lan Umar percoyo yen isine ayat-ayat
mau dudu gaweane menungsa lumrah.
Mangerteni Umar kebuka atine, Khabbab sing maune ndelik banjur metu lan ngomong :
“Demi Allah, Allah wis milih sliramu ya Umar, amarga do`a Rasulullah kabul. Wingi aku krungu Rasulullah ndonga sing isine : Ya Allah, mugi Islam panjenengan kiataken kanthi islamipun salah setunggal, Abal Hakam menopo Umar bin Khathab. Wahai Umar, yen ngono cepet sliramu ngadep Rasulullah” usul Khabbab sing disetujoni Umar.
Sak teruse Umar isih nggowo pedang diterke Khabbab ngadep Rasulullah. Sawijining Sahabat nginguk kaget kok
sing teko Umar lan nggowo pedang. “Ya Rasulullah, Umar ingkang dumugi lan mbeto pedang” ature sahabat.
“Umar kon mlebu, yen niate becik podo-podo ditampa kanthi becik. Kosok baline yen niate arep nggawe ontran-
ontran mengko tak patenane sisan” sahabat Hamzah paring komando.
Sakwise Umar ketemu lan ditampa Rasulullah, kanthi tenang lan manteb Umar matur : “ya Rasulullah, sakmeniko
kulo Umar bin Khathab pitados dumateng Allah, pitados dumateng Rasulipun lan pitados dumateng pitedahipun
saking Allah, .Asyhadu Al-la Illaha Illallah wa asy hadu anna Muhammadar Rasulullah” ikrar Umar.
Subhanallah….


Tinggalkan komentar

AL-QUR`AN BERISI BERITA GEMBIRA DAN PERINGATAN DARI ALLAH SWT.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra` : 105 – 109 sbb :
(105) وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
(106) وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلا
(107) قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ سُجَّدًا
(108) وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولا
(109) وَيَخِرُّونَ لِلأذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Artinya :
105. Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.
106. Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
107. Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
108. dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”
109. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.

Ringkasan isi :
1. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya dan dipercaya untuk menjadi aulia Allah (tangan panjang Allah di muka bumi).
2. Allah menciptakan beragam makhluk yang melata di muka bumi, tetapi hanya manusia yang diberikan petunjuk hidup (Al-Qur`an – QS. Al Baqarah : 2) karena bukan tidak mungkin kalau dibiarkan hidup tanpa petunjuk, akan lebihy liar dari makhluk lainnya.
3. Kebenran Al-Qur`an sebagai petunjuk hidup telah dibuktikan secara nyata dan sempurna oleh Rasulullah SAW sebagai Nabi terakhir di jagad raya ini.
4. Manusia diminta untuk : beriman atau tidak sama sekali, dan bagi Allah sama saja.
5. Orang yang memiliki pengetahuan dengan sempurna hanya ada ungkapan kata Subhanallah – Maha Suci Allah dan tersungkur haru menangis dalam sujud di hadapan-Nya.
6. Mengapa tersungkur haru menangis dalam sujud di hadapan-Nya ?
~ Bukankah manusia diciptakan dari suatu yang hina ?
~ Bukankah manusia dijadikan makhluk yang paling sempurna dan tinggi derajatnya ?
~ Bukankah suatu kehormatan bagi manusia yang telah dipercaya oleh Allah untuk diserahi bumi seisinya
di alam semesta ini untuk membangun kehidupan yang sejahtera lahir bathin, aman, tenteram, baik dan
berbudi pekerti yang luhur ?
~ Bukankah Allah akan memberikan balasan kepada hambanya yang beriman untuk hidup di sisi-Nya dan
bertempat tinggal di Surga untuk selamanya ?
7. Orang yang beriman selalu percaya bahwa janji Tuhan selalu dipenuhi dan menangis haru karena tambah khusyu` dalam penghambaannya (shalat).


Tinggalkan komentar

PENTINGNYA HATI, MATA DAN TELINGA

PENTINGNYA HATI, MATA DAN TELINGA

Subhanallah, Allah telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna di muka bumi. Akal manusia telah menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sehingga canggihnya alat komunikasi telah memberikan kesan bahwa dunia semakin kecil dan sempit, tetapi di sisi lain masih banyak manusia yang berfikir sederhana.
Sehebat apapun kemampuan akal manusia namun tetap lemah dan tidak akan pernah punya kemampuan melawan irodah (kehendak) Allah SWT. Namun demilian Allah yang Maha Besar tetap menganugerahkan kasih sayang-Nya yang berupa :
1. Manusia diberi nikmat lahir dan bathin tanpa perhitungan.
2. Allah tidak pernah berhenti mengurus makhluk-Nya
3. Khusus kepada manusia, Allah berikan petunjuk hidup (Hidayah) untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah (Al-Furqon)
4. ”Hidayah” hanya bisa diterima oleh manusia yang mampu menggunakan hati, mata dan telinganya dengan ”benar”, tidak seperti binatang dalam menggunakan hati, mata dan telinganya.

Firman Alah SWT. dalam QS ALI IMRAN (3) : 1 – 5
الم
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ
مِنْ قَبْلُ هُدًى لِلنَّاسِ وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ
إِنَّ اللَّهَ لا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ
1. Alif laam miim.
2. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya
3. Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
4. sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan [182]. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
5. Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.

dan QS. AL A`RAF (7) : 178 – 179
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُون
178. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.
179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.


Tinggalkan komentar

KARAKTER RASULULLAH MUHAMMAD SAW.

KARAKTER RASULULLAH MUHAMMAD SAW.
(SOSOK PRIBADI YANG PAS UNTUK DITELADANI BAGI UMAT MANUSIA)

Petunjuk hidup Umat Islam adalah Al Qur’an (firman Allah), namun contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah kepribadian Rasulullah SAW. Dalam diri dan pribadi Rasulullahlah penjabaran Al-Qur`an diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (Al Qur’an Hidup), sehingga sabda dan perbuatannya (Al-Hadist) menjadi pedoman bagi kita, yaitu :

QS. Al-Ahzab : 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
”Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

QS.Al-Anbiya’ : 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Rasulullah SAW sendiri telah bersabda yang artinya :
“Aku diutus untuk menyempurnakan budi pakerti yang mulia”
(H.R. Thabrani dari Jabir, dan Ahmad dari Mu’adz bin Jabal)

Ada 3 hal kepribadian Nabi Muhammad SAW, yang sudah semestinya kita teladani, yaitu :
Keteladanan Nabi sebagai Pribadi Muslim , keteladanan Nabi sebagai Pemimpin, dan keteladanan Nabi sebagai Panutan dalam Rumah Tangga dan lingkungan Masyarakat.

Secara rinci dapat diuraikan sbb :
1. Sebagai Pribadi Muslim, Nabi Muhammad SAW memiliki :
a. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
b. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
c. Akhlaqul Karimah (budi pekerti yang mulia)
d. Bidang MUAMALAH memiliki
~ Qowiyyul Jismi (jasmani yang kuat)
~ Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
~ Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
~ Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
~ Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
~ Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri / mandiri)
~ Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)

2. Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW memiliki :
a. Keteladanan dalam iman.
Seorang Pemimpin Umat yang beriman dan taat (taqwa) kepada Allah, dalam pengambilan keputusan dan kebijakannya selalu mengacu kepada kebenaran. Kesatuan antara perkataan, hati dan perbuatan tercermin dalam sikapnya yang ikhlas dalam mencari ridho-Nya.

b. Keteladanan dalam akhlak.
Akhlak yang mulia, dapat menyentuh hati. Sebagaimana riwayat adanya seorang yahudi buta yang sangat membenci Rasulullah dapat masuk Islam , karena akhlak mulia Beliau. Tak pernah lupa, Beliau selalu menyuapi orang buta itu setiap hari, walaupun dicaci maki dan dihina setiap hari. Tapi Beliau terus sabar dan ikhlas, bahkan Nabi pun selalu mengelus punggung orang buta tadi, layaknya kepada seorang anak kecil.

c. Keteladanan dalam pengorbanan
Seorang pemimpin adalah orang yang harus lebih banyak berkorban dari pada orang yang dipimpinnya. Dia mengorbankan waktunya, pikiranya, dan hartanya untuk kepentingan bersama. Dia bersedia untuk turun langsung membantu orang-orang yang dipimpinnya. Tidak hanya sekedar mengarahkan dan menyuruh, tapi dia bersama-sama pengikutnya melakukannya.

d. Keteladanan dalam menghadapi masalah.
Rasulullah pun selalu dapat memberikan solusi jika terdapat konflik atau masalah. Solusinya pun tepat sasaran. Bahkan Beliau dapat menyikapi perbedaan pendapat yang ada dalam pengikutnya dengan win-win solution.
Jika pemimpin dapat memberikan keteladan, insya Allah maka perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjadi. Pemimpin itu ibarat sumber mata air di hulu. Bila di hulu airnya telah keruh, maka kebawahnya akan keruh juga. Jika dari sumbernya telah bersih dan jernih, makan kebawahnya pun Insya Allah akan bersih juga.
Oleh karena itu, jadilah kita pemimpin yang dapat memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Kita semua adalah pemimpin, maka kita harus dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain, dalam setiap sikap dan tutur kata kita. Jadilah kita seorang memiliki hati yang bersih denga berakhlak mulia.

3. Sebagai Panutan dalam Hidup Berumah tangga
Bagi orang-orang yang telah berkeluarga, maka Rasulullah teladan yang terbaik. Beliau tidak pernah berkata kasar kepada isteri dan anaknya. Adapun sikap Nabi dengan keluarganya sebagai berikut:
1. Bersikap Adil
Nabi Muhammad saw. sangat memperhatikan perilaku adil terhadap istri-istrinya dalam segala hal,
termasuk sesuatu yang remeh dan sepele. Beliau adil terhadap istri-istrinya dalam pemberian tempat
tinggal, nafkah, pembagian bermalam, dan jadwal berkunjung. Beliau ketika bertandang ke salah satu
rumah istrinya, setelah itu beliau berkunjung ke rumah istri-istri beliau yang lain.

2. Bermusyawarah Dengan Istrinya
Rasulullah saw mengajak istri-istrinya bermusyawarah dalam banyak urusan. Beliau sangat menghargai pendapat-pendapat mereka. Padahal wanita pada masa jahiliyah, sebelum datangnya Islam diperlakukan seperti barang dagangan semata, dijual dan dibeli, tidak dianggap pendapatnya, meskipun itu berkaitan dengan urusan yang langsung dan khusus dengannya. Islam datang mengangkat martabat wanita, bahwa mereka sejajar dengan laki-laki, kecuali hak qawamah atau kepemimpinan keluarga, berada ditangan laki-laki. Allah swt berfirman:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Al Baqarah:228.

3. Lapang Dada Dan Penyayang
Istri-istri Rasulullah saw memberi masukan tentang suatu hal kepada Nabi, beliau menerima dan memberlakukan mereka dengan lembut. Beliau tidak pernah memukul salah seorang dari mereka sekali pun. Belum pernah terjadi demikian sebelum datangnya Islam.

4. Pelayan Bagi Keluarganya
Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan khidmah atau pelayanan ketika di dalam rumah. Beliau selalu bermurah hati menolong istri-istrinya jika kondisi menuntut itu. Rasulullah saw bersabda: “Pelayanan Anda untuk istri Anda adalah sedekah.”
Adalah Rasulullah saw mencuci pakaian, membersihkan sendal dan pekerjaan lainnya yang dibutuhkan oleh anggota keluarganya”

5. Berhias Untuk Istrinya
Rasulullah saw mengetahu betul kebutuhan sorang wanita untuk berdandan di depan laki-lakinya, begitu juga laki-laki berdandan untuk istrinya. Adalah Rasulullah saw paling tampan, paling rapi di antara manusia lainnya. Beliau menyuruh sahabat-sahabatnya agar berhias untuk istri-istri mereka dan menjaga kebersihan dan kerapihan. Rasulullah saw bersabda: “Cucilah baju kalian. Sisirlah rambut kalian. Rapilah, berhiaslah, bersihkanlah diri kalian. Karena Bani Isra’il tidak melaksanakan hal demikian, sehingga wanita-wanita mereka berzina.”

6. Bercanda Dengan Keluarganya
Rasulullah saw tidak tidak lupa bermain, bercanda-ria dengan istri-istri beliau, meskipun tanggung jawab dan beban berat di pundaknya. Karena rehat, canda akan menyegarkan suasan hati, menggembirakan jiwa, memperbaharui semangat dan mengembalikan fitalitas fisik. Dari Aisyah ra berkata: “Kami keluar bersama Rasulullah saw dalam suatu safar. Kami turun di suatu tempat. Beliau memanggil saya dan berkata: “Ayo adu lari” Aisyah berkata: Kami berdua adu lari dan saya pemenangnya. Pada kesempatan safar yang lain, Rasulullah saw mengajak lomba lari. Aisyah berkata: “Pada kali ini beliau mengalahkanku. Maka Rasulullah saw bersabda: “Kemenangan ini untuk membalas kekalahan sebelumnya.”


Tinggalkan komentar

MAKNA WAKTU

MAKNA WAKTU
( YANG TELAH BERLALU – SAAT INI – YANG AKAN DATANG )

A. ISYARAT UNTUK BERLOMBA MENJADI ORANG YANG PALING MULIA, ALLAH SWT. BERFIRMAN DALAM QS Al Hujurat : 13 sbb :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya :
13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

B. ALLAH SWT. TELAH MEMBERIKAN BEKAL BERUPA NI`MAT SARANA DAN PRASARANA. Firman-Nya dalam QS An Nahl : 18, 28

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya :
18. “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

DI LAIN AYAT ALLAH MENYERTAI ORANG-ORANG YANG BERTAQWA DAN BERBUAT KEBAIKAN :
نَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَإ
Artinya :
128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

C. ALLAH MENCINTAI ORANG YANG BERTAQWA, firman-Nya dalam QS Ali Imran : 76

بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
Artinya :
76. (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya[207] dan bertaqwa,
maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.
Note :. [207] Yakni janji yang telah dibuat seseorang baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah.